Friday, March 9, 2012

Nyanyian dan Puisi Sebagai Ekpresi "Everyday Politics"


David Efendi

Terlepas pemahaman kita yang berbeda tentang arti politik saya mencoba membicarakan tentang arti politik yang bukan merupakan pemahaman kebanyakan orang atau akademisi pengkaji politik. Jika politik dipahamai sebagai siapa mendapatkan apa dan bagaimana caranya? ini merupakan makna politik yang sangat universal dan abstract namun disini lain pengertian ini melegitimasi pemahaman kita bahwa kekuasaan itu milik siapa saja, kekuatan untuk makar dan melawan itu bisa muncul dari individu dan kelompok tertentu. Pengertian politik Laswell ini sedikit banyak membantu kita memahami dinamika everyday politics.


Benedict kervliet (1984, 2010) dengan tegas membedakan locus kajian everyday politik dengan tipe politik lainnya. Ada tipe jenis lain selaian everyday politik yaitu jenis kelamin politik yang sering membuat kita pusing dan pening yaitu official politik (executive, legislative, dan legislative ala Trias Politica Paman Montesquieu), dan yang kedua adalah bentuk politik advokasi yang dipelopori oleh organisasi civil society atau NGO. Sementara James Scott (1978) lebih memberikan penekanan pada everyday
politics dengan gaya perlawanan yang unik. Menurut James Scott, selemah-lemah iman dan kekuasaan orang masih mempunyai cara untuk melawan. Hal ini didasarkan atas kajiannya di masyarakat agraris Malaysia. 

Everyday politics tidak membicarakan politik dalam arti relasi kekuasaan antar lembaga negara, dan lembaga negara dengan pihak yang dikuasai (the government and the governed; the ruler and the ruled) tetapi membicarakan aspek-aspek perilaku dan exspresi individu yang tanpa terorganisir dan bahkan tampa niat (intention) untuk melakukan perubahan terhadap keadaan yang timpang. Tanpa niat ini seringkali memunculkan unintended consequence sebagaimana temuan Kerkvliet (2005) dalam kasus petani Vietnam yang mampu mengubah kebijakan pertanian kelektif menjadi pertanian keluarga. Politik ini lalu dikenal sebagai everyday politics. Everyday Politics ini saya membedakannya dengan daily politics yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan yang tidak lain tidak bukan mengartikulasikan politik sebagai politics as busness as usual, political correctness, atau politic can do no wrong. 

Ketika kita membaca masyarakat Jawa dan nusantara pada umumnya. Kita akan menemukan kekayaan budaya yang berupa lagu, musik, dan sastra. Banyak literatur pula yang mengidentifikasikan bahwa banyak dari budaya itu dijadikan sebagai alat perlawanan rakyat untuk situasi penjajahan yang hampir tidak memungkinkan melawan dengan fisik walau pada kulminasi tertentu mereka harus bertemu dengan organisasi perlawanan. Sastra bukan hanya milik kaum elit, di banyak kasus sastra telah mendarah daging sebagai ekpresi perlawanan baik berupa lagu nyanyian, musik, dan puisi.

Puisi dan Nyanyian Perlawanan
Kita mesti tahu betapa sastrawan dan seniman snagat berbahaya bagi kepentingan rezim kekuasaan. Tidak sedikit mereka harus dijadikan tahanan politik. Rendra, Pramudya, dan sebagainya merasakan pengabnya penjarah dan pahitnya pengasingan. Rendra tahun 1998 sebelum Suharto runtuh membacakan Megatruh yang mengguncang dunia akademisi dan masyarakat biasa karena betapa sajak-sajak itu menikam tanpa senjata kepada penguasa. Puisi itu adalah ibarat menyerang tanpa pasukan, menang tanpa merendakan. Begitu juga musik sebagai seni melawan.

Kita juga saksikan musik dan lagu di gunakan sebagai expresi orang untuk menyampaikan ketidaksetujuan akan skema pembangunan dan modernisasi yang tidak lain tidak bukan hanyalah jalan lain menghancurkan budaya lokal. Minimal ini menurut beberapa orang yang saya ajak bicara. Gerakan pro-keistimewaan dan penetapan Gubernur DI Yogyakarta yang sejak tahun 1998 "bergolak", menyerukan konservasi terhadap tradisi lokal dengan 'manfikkan' demokrasi liberal one man one vote pada tahun 2010 dikejutkan dengan sebuah lagu yang paling populer di Yogyakarta di tahun 2011. Semua orang tanpa mengenal usia dpaat menyanyikannya. lagu ini diputar dimana-mana tanpa batas ruang, di you tube menjadi nada dering Handphone dan menjadi lagu utama dari setiap kegiatan demontrasi atau kegiatan budaya. Dampak dari lagu ini tidak sesedarhana yang kita bayangkan. 

Dengan lagu itu, masyarakat paham bagaimana cara mendukung gerakan secara diam-diam, menjadi suporter jika memungkinkan waktunya, dan diam-diam makna keistimewaan dan rasa bangga sebagai orang Jogja muncul dan menguat. Karena itu, tidak mereka membiarkan orang lain mengurangsi harga diri dan rasa memiliki idnetitas ini. Dari lagu itu, rasa superioritas dan ingatan sosok pemimpin "Agung Binatara" dan "Satrio Piningit" muncul dalam diri dan suasana bathinnya. Jika keyakinan ini kuat, gerakan radikal pun sangat memungkinkan untuk terjadi.

Lagu hip hop Jogja Istimewa itu layak dijadikan song of resistance secara oficial dan ini dapat dilihat dari bagaimana lagu ini diterima oleh sebagian besar warga walau jika terdengar oleh ethnis lain lagu ini sangat exlusif dan sangat menuhankan sejarah. Tetapi, bagai orang Jogja selama tidak berusaha merugikan ethnis dan keutuhan NKRI tentu mereka tidak akan mersa risih. Nyanyian adalah ekspresi jiwa, tidak semua orang bisa mersakan dampaknya tetapi secara psikologi ini menjadikan gerakan-gerakan sosial terasa damai dan juga para suppporternya tidak terkena perangkap rasa prustasi karena nyanyian itu mampu menghilangkan ketegangan syarar. Inilah kehebatan senjata sastra baik puisi atau nyanyian.

Selain itu, dengan puisi dan nyanyian seseorang tidak perlu datang dan turun ke jalan untuk demonstrasi. Tuntutan akan perubahan atau anti perubahan bisa diteriakkan melalui ruang-ruang privat dan juga dari radio-radio dan TV di rumah tangga. Salah satu indikator, misalnya dalam gerakan keistimewaan Yogyakarta, bahwa seorang menolak atau menerima misi gerakan adalah seberapa penerimaan mereka terhadap lagu jogja istimewa. Apabaila seseorang memperdengarkan musik itu, walau mereka tidak turun ke jalan, bisa kita anggap mereka secara diam-diam mendukung. Begitu pula sebaliknya.

Selain aspek itu, dalam kasus Yogyakarta. Jika seseorang memelihara keyakinan akan hubungan spiritual rakyat dengan tuhan yang dalam batas tertentu tidak lain adalah hubungan rakyat dengan sultan maka mereka sejatinya pendukung gerakan keistimewaan. Walau dengan cara yang tidak kentara. 

(Beberapa ilustrasi foto di dalam artikel ini adalah ekpresi politik yang halus dan tidak langsung menyerang. Inilah seni everyday politics).

HI, Marc 9, 2012

No comments:

Post a Comment