David Efendi
Sepulang dari
kelas Social Movement terasa banyak hal yang harus ditulis, tetapi karena capek
kemampuan tidak sebanding dengan keinginan untuk menulis. Tetapi
sesingkat-singkatnya akan saya sampaikan kepada para pembaca note-note
ini.
Pertama
perlawanan para protester (demonstran) adalah perlawanan yang dalam batas
tertentu tidak seimbang. Sebagaimana kita mafhum, begitu juga prof Steinoff,
bahwa Wall Street adalah industri uang terbesar di muka bumi, pengendali uang
semesta alam yang didalamnya juga penuh kejahatan, korupsi, dan manipulasi
angka. Uang mereka banyak, sementara demonstran hanya mengandalkan donasi dan
voluntary organization atau relawan kecil. Jika demonstrasi ini berhasil
emngubah, maka uang bukanlah segala-galanya dalam dunia ini. Inilah pertaruhan
manusia dengan tuhan 'keuangan yang maha perkasa'.
Ketika saya
duduk sekelas dengan orang Amerika, dari Oregon namanya Corp itu, dia
mendapatkan banyak info dari Fb dan jejaring internet lainnya. Konon Polisi
sudah diberikan uang luar biasa banyaknya. Munkin trliyunan rupiah. Wajar saja,
uang sebesar itu tidak ada artinya dibanding kehidupan Wall Street yang
bergelomangan uang yang menentukan masa depan seluruh bumi. Karyawan adalah
jebolan kampus terbaik Amerika, gajinya tinggi dengan pekerjaan yang tidak
pasti/tetap. Sewaktu-waktu mereka bisa dipecat dan bergabung lagi tergantung bos/elitnya.
Satu ungkapan yang aku ingat dari membaca karya ethnografi Karen Ho's
Liquidated, "Jika kamu tidak bisa membuat uang. Maka lebih baik anda
keluar gedung (Wall Street)". Artinya, mereka bekerja underpresure dan
dengan demikian mereka akan mengeruk bonus raksasa.
Kedua, gerakan
ini akan berlangsung lama jika tidak ada momentum yang tepat. Kalau ekonomi
Amerika memburuk, pinjaman dari China batal, maka massa akan semakin besar
kemarahannya dan akan menggelinding menjadi gerakan sosial yang massif. Mereka
mengklaim 99% penduduk USA yang termarginalkan korban demokrasi yang intinya
kleptokrasi. Hal ini disampaikan oleh Michael Moore , seorang pembuat
film, artis dan tukang kritik sosial kelahiran Amerika yang sudah bergabung
dalam 'occupay together wall street'.
Rejim uang,
adalah raksasa adi daya dewapun tak bisa berkutik. Sekerang kita saksikan
sehebat apakah rakyat Amerika memperjuangkan masa depan anak cucu mereka!.
NB: bagi yang
berminat membaca Wall Street sebagai ibu kota Kapitalisme Global silakan
menghubungi saya. Saya ada stok cukup banyak tentang buku dan referensi terkait
Wall Street mulai sejarah, kejahatan, dan agenda meruntuhkan bangsa-bangsa
negara dunia ketiga. Silakan kontak inbox atau outbox or whatever the way you
have.
No comments:
Post a Comment