David Efendi
Beberapa asumsi,
hipotesis atau 'thesis' dapat kita formulakan sekaligus kalkulasi kemungkinan,
peluang, dan kelemahan argumentasi di dalamnya dalam menjawab satu persoalan:
Apa dan Bagaimana Indonesia dapat tetap bertahan sebagai negara kesatuan dan
mengapa tidak?
Hipotesis 1:
Fragmentasi Indonesia dimulai akibat krisis ekonomi dan politik. Analisis
terhadap hipotesis ini sedikit banyak mendapatkan pembenaran ketika keruntuhan
Suharto akibat kuatnya krisis Asia dan tekanan politik dari arus bawah yang
diakibatkan oleh krisis kepercayaan. Tidak lama kemudian pada tahun 1999, Timor
Timur menjadi negara merdeka. Indonesia kehilangan salah satu organ badan
paling timur dan ini menjadikan masalah serius dikemudian hari apabila kita
percaya kepada neigborhood effect atau efek bola salju sebagaimana beberapa
belahan bumi mengalaminya.
Hipotesis 2:
Perpecahan akibat ketidakpuasan daerah terhadap dominasi kekuasaan pusat.
Hipotesis 3:
Ketergantungan kepada sistem ekonomi pasar dan perdagangan global menjebak
Indonesia masuk dalam kegagalan ekonomi yang berdampak sistemik.
Hipotesis 4:
Keragaman ethnik dan budaya mempunyai potensi memecah keberadaan negara
kesatuan.
Hipotesis 5:
Pecahhnya negara kesatuan akibat fragmentasi elit militer yang didukung oleh
fragmentasi partai politik.
Hipotesis 6:
Pecahnya jawa akan mengubah konstelasi dominasi pemerintahan jawa sentris yang
berujung kepada kemunculan pusat pemerintahan baru
Hipotesis 7:
Banyaknya bencana dalam jangka panjang akan memudahkan gangguan integrasi
wilayah NKRI.
Hipotesis 8:
Kemunculan jairngan trannasional berbasis ideologi agama akan memberikan dampak
serius kepada kesatuan hukum NKRI dan mengancam nasionalisme.
Hipotesis 9:
Konflik agama dan ethnis adalah potensi terbesar dalam proses disintegrasi
Indonesia
Hipotesis 10:
Korupsi dalam jangka panjang akan memberikan sumbangan besar terhadap public
distrust di daerah.
Hipotesis11:
Federalisme akan menggantikan model otonomi daerah apabila beberapa kondisi
terpenuhi.
Hipotesis 12:
Dampak negara tetangga selama ini kurang besar untuk mengubah tatanan politik
dan ekonomi, tetapi selalu muncul dinamika tanpa terduga. Malaysia dan
Singapura, jika semakin kuat maka ide sentralisasi kekuasaan akan kembali
terulang.
Hipotesis 13:
Apabila dalam 10 tahun terahir ini tidak memunculkan pemerintahan yang kuat
maka Indonesia akan terus menuju kepada situasi negara lemah, lalu gagal dan
mungkin kalau bernasib baik akan mengalami fase recovery.
No comments:
Post a Comment